Selasa, 30 Juni 2015

Hemolytic Anemia



           Hemolytic anemia is a form of anemia due to hemolysis, the abnormal breakdown of red blood cells (RBCs), either in the blood vessels (intravascular hemolysis) or elsewhere in the human body (extravascular). It has numerous possible causes, ranging from relatively harmless to life-threatening. The general classification of hemolytic anemia is either inherited or acquired. Treatment depends on the cause and nature of the breakdown.
           Symptoms of hemolytic anemia are similar to other forms of anemia (fatigue and shortness of breath), but in addition, the breakdown of red cells leads to jaundice and increases the risk of particular long-term complications, such as gallstones and pulmonary hypertension.

KECANTIKAN



             sudah banyak kita dapat dimana-mana yang kita tidak tahu menahu bagaimana komponen yang terkandung dan carapengolahan bahan makanan tersebut, yang dapat memperburuk kesehatan pada tubuh kita.
Siapa yang tidak ingin tampil menawan di kesahariannya?? Mempunyai wajah yang cerah, tidak kusam, memiliki kulit kenyal?? Tidak perlu operasi untuk menginginkan hal itu semua. Dengan pola hidup sehat yang teratur setiap harinya. Hal ini yang sangat sulit di lakukan setiap seseorang. Sudah terbiasa terpapar dengan MSG pada masakan sehingga papil pada lidah sudah terbiasa akan rasa MSG tersebut. Diaman MSG memberi rasa gurih pada masakan yang akan dimakan seorang yang akan memakannya. MSG tidak mengandung kandungan-kandungan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk melakukan hemoestatis pada tubuh, sehingga tubuh menjadi banyak keluhan yang dialami. Dimana makanan siap saji
              Tubuh kita membutuhkan makanan yang memiliki komponen 4 sehat 5 sempurna.  Dimana jika kita memenuhi semua ini akan baiklah tubuh kita. Ditambah lagi dengan porsi makan yang sesuai dengan Berat Badan dan Usia. Tubuh memerlukan komponen ini semua. Banyak manfaat bagi tubuh jika kita memenuhi semua komponen dalam sehari. Seperti kita tidak  akan kekurangan Gizi atau Gizi buruk.
           Dimana kita akan mendapat asupan makanan berupa asupan pokok berupa karbohidrat untuk sumber tenaga bagi tubuh. Lauk Pauk berupa ikan, tempe, tahu, daging, dan lain sebagainya.
             Bagaimana jika dikaitkan dengan KECANTIKAN, yaitu kulit membutuhkan vitamin-vitamin dan nutrisi bagi tubuh. yang pertama vitamin C yang kita dapat dari buah-buahan seperti jeruk dimana, berfungsi untuk sintesis kolagen pada kulit yang berfungsi membentuk kekenyalan pada kulit. Jika sumber protein dalam tubuh terpenuhi maka tubuh akan melakukan perbaikan pada sel-sel tubuh yang telah usang, sehingga tersintesis kembali sel-sel yang baru. Kita tahu bahwa sel epidermis kulit umurnya begitu singkat sehingga lebih cepat mengganti sel-sel yang baru untuk menutup kembali sel yang awalnya suda mati, maka dari itu dibutuhkan protein untuk merepair kembali jaringan tersebut, jadi apabila kita dalam sehari-hari tidak terpenuhi, sintesis dari sel-sel yang baru ini, maka tubuh akan terganggu homeostatis. Maka kulit akan terlihat kusam.
            Memenuhi air mineral yang cukup dalam sehari-hari dimana, dapat membantu memperlancar kinerja ginjal, memperancar pencerna, sebagai zat pelarut dan lain sebgainya. Fungsi air dalam kecantikan kulit untuk melembabkan kulit. Dimana air ini sebagai pelembab alami kulit kita. Jika kita dehidrasi berkepanjangan akan menyebabkan kulit cenderung tampak lebih kering. Apabila dehidrasi berkepanjangan dapat menyebabkan penuaan,keriput. Jika ingin memiliki kulit lembab dan tidak kering maksimalkan minum air mineral terpenuhi dengan sesuai takaran tubuh.

Bahaya tidur disebelah ponsel anda



        
Ponsel atau Hp bukan merupakan barang mewah lagi,melainkan sudah menjadi suatu kebutuhan dalam sehari-hari. Hp selalu berada dimana saja saat kita pergi. Bahkan saat tidurpun Hp tetap menemani kita selama tertidur. Masyarakat banyak tidak mengetahui begitu berbahayanya HP selular untuk kesehatan mereka. Karena mungkin seseorang tersebut tidak langsung nampak apa dampak dari HP tersebut kepada tubuhnya, yang memiliki reaksi yang begitu lama untuk menimbulkan efek yang besar bagi tubuh. Memang benar kata pepatah bahwa penyesalan datangnya di belakang.
            Bahwa Ponsel memiliki pancaran radiasi yang begitu besar yang tak tampak oleh mata kita, sehingga banyak orang tidak menyadari bahaya dari kasus ini. Menurut data WHO, radiasi ponsel bersifat karsinogenik yang dapat mempengaruhi susunan saraf manusia, yang akhirnya dapat menyebabkan kanker atau tumor.
              Radiasi ponsel dapat mempengaruhi terbentuknya neoplasma dari regenerasi sel yang tidak wajar. Umumnya tumor otak menyerang orang dewasa pada usia produktif, namun tidak sedikit pula ditemukan kasus di mana tumor juga dapat menyerang anak-anak. radiasi ponsel juga dapat mempengaruhi proses pembelahan sel-sel di dalam tubuh menjadi tidak terkendali, sel-sel abnormal ini kemudian menyerang jaringan terdekat yang secara rutin bersentuhan langsung dengan ponsel, seperti kulit dan telingga. Tak jarang anggota tubuh lainnya seperti perut juga dapat terpapar radiasi ponsel sehingga menyebabkan kanker, karena ketika tidur si pemilik tidak sadar kerap meletakkannya di bawah tubuh dan menindihnya. Radiasi ponsel bagi beberapa orang yang sensitif terhadap gelombang RF yang dipancarkan dapat menyebabkan sakit kepala, pusing, mual-mual, bahkan hingga muntah.
              Ponsel dapat membuat seseorang jadi tidak bisa tidur dengan nyenyak, mungkin karena terlalu asik bermain game, telponan dengan pacar, sibuk membalas chat dari temen atau yang lainnya , atau membaca informasi di internet atau postingan seseorang. Ponsel dapat menyebabkan kita menjadi seseorang yang was was, merasa gelisah dan tegang.ponsel yang sering berada didekat oleh orang tersebut dapat membuat tidur tidak nyenyak. Meskipun Anda tertidur. Jika bangun dalam tidur anda tetap merasa lelah. Jika kita saat tidur metabolisme dalam tubuh tinggi. Jika seseorang tidur dengan terpapar radiasi maka akan menggangu metabolisme dalam tubuh, sehingga proses metabolit yang berada didalm tubuh akan terganggu seperti detoksifikasi.
           Karena banyaknya bahaya negatif yang terjadi, itu kembali pada diri anda sendiri, apakah anda tetap memilih tidur dekat dengan posel anda sehingga anda dapat terkena  efek yang saya sebut kan diatas, atau mau menghindari ponsel anda di sebelah anda sehingga dapat terhindar dari berbagai penyakit diatas. Sayangilah tubuh anda!!

HEMOGLOBIN



         
              Tahuka anda tentang anemia? Anemia sering disebut dimasyarakat sebagai kurang darah. Anemia adalah penyakit yang banyak di alami oleh masyarakat indonesia. Penyakit ini tampaknya biasa saja tapi apabila tidak ditangani dengan sigap akan menyebabkan penyakit yang baru pula.
             Anemia adalah kurangnya volume darah dalam tubuh sehingga tubuh kekurangan oksigen. Sel darah merah mengandung hemoglobin, dimana hemoglobin akan mengikat oksigen yang akan diedarkan keseluruh tubuh untuk kepentingan disetiap sel. Hemoglobin ini mengikat oksigen pada gugus porfirin yang disebut metaloporfirin.
             Struktur pembentuk hemoglobin terdiri dari haem dan globin. Dimana sintesis hame terjadi paling besar didalam mitokondria yaitu 85%. Bahan baku awal adalah suksinil koA bereaksi dengan Glisin dengan bantuan enzim ALA sintase menjadi alpha amin ketoadipat. Amin ketoadipat dengan mengeluami dekarboksilasi menjadi ALA(aminolevulinate). Molekul ALA ini lah yang akan dibawa kesitosol untuk tahapan selanjutnya.
         Dua molekul ALA dengan adanya enzim ALA dehidrogenase akan menghasilkan PBG (porfobilinogen) dan 2 H2O. 4 mol Porfobilinogen dengan adanya enzin Uroporfirinogen I akan menjadi hydroxy metil bilina. Hydroksi Metil Bilina  mengalami siklisasi spontan yaitu dengan ada yang non enzim dan menggunakan enzim. Yang nonrnzim hydroksi maetil bilina akan diubah menjadi uroporfirinogen I sedangkan yang menggunakan enzim yaitu uroporfirinogen III cosintase menjadi Uropotfirinogen III.  Uroporfirinigen III dengan bantuan enzin uroporfirinogen dehidrogenase akan menjadi Koproporfirinogen III. Di dalam ini dapat terdapat gangguan yaitu berupa Porfiria dimana Uroporfirinogen  dekarboksilase mengubah Uroporfirinogen I menjadi koproporfirinogen I.
         Tahapan selanjutnya yaitu Kopropofirinogen masuk ke dalam mitokondria kembali. Koproporfirinogen III dengan bantuan enzim koproporfirinogen III oksidase menjadi Portoforfirinogen IX. Protoporfirinigen IX akan diOksidassi menjadi Protoporfirin III. Terakhir, adaah penyatuan Protoforfirin III dengan Fe+2  dikatalis oleh ferokatalase. Ini lah yang akan menjadi HAEM.
        Sudah kita lihat bahwa pembentukan nya melibatkan zat besi. Dimana jika zat besi tidak tersedia dalam tubuh maka tidak akan terbentuk Haem yang berfungsi untuk mengikat O2. Zat besi banyak terdapat pada Daging segar, sayuran hijau seperti banyam.

SMILE



              Senyum adalah suatu tanda yang diberi setiap orang yang merasa bahagia dalam hidupnya. Ntah ia merasakan dapat keberuntungan, ntah itu mendapatkan nilai yang bagus, atau yang memperoleh keberuntungan dalam hidupnya. Mungkin setiap orang memiliki tipe masing masing dalam menanggapi dalam itu semua. Saya disini menceritakan paling dominan yang dialami setiap orang. Senyum itu membawa banyak manfaat yang diterima setiap individu. Anugrah allah yang mahakuasa memberikan itu semua kepada setiap umatnya yang menerima hal itu.
         Kita sadari jika kita senyum gairah tubuh dalam menjalani kehidupan sehari-hari bertambah semangatya. Apabila kita diselimuti oleh kesedihan maka akan berkuranglah gairah kita dalam menjalani itu semua. Senyum ini seperti hinoptis yang berada dalam tubuh kita untuk menjalani kehidupan. Apalagi jika kita berada di dalam lingkungan kehidupan yang memiliki gairah hidup yang positif dalam menjalani apapun. Kitapun akan terbawa untuk menuju ke aura positif tersebut tanpa kita sadari semua itu.

Anemia Aplastik


            
                    Aplastic anemia (AA) is a disease in which the bone marrow, and the blood stem cells that reside there, are damaged. This causes a deficiency of all three blood cell types (pancytopenia): red blood cells (anemia), white blood cells (leukopenia), and platelets (thrombocytopenia). Aplastic refers to inability of the stem cells to generate the mature blood cells. It is most prevalent in people in their teens and twenties, but is also common among the elderly. It can be caused by exposure to chemicals, drugs, radiation, infection, immune disease, and heredity; in about half the cases, the cause is unknown.  The definitive diagnosis is by bone marrow biopsy; normal bone marrow has 30-70% blood stem cells, but in aplastic anemia, these cells are mostly gone and replaced by fat. First line treatment for aplastic anemia consists of immunosuppressive drugs, typically either anti-lymphocyte globulin or anti-thymocyte globulin, combined with corticosteroids and cyclosporine. Hematopoietic stem cell transplantation is also used, especially for patients under 30 years of age with a related, matched marrow donor.
               Aplastic anemia can be caused by exposure to certain chemicals, drugs, radiation, infection, immune disease, and heredity; in about half the cases, the cause is unknown. Aplastic anemia is also sometimes associated with exposure to toxins such as benzene, or with the use of certain drugs, including chloramphenicol, carbamazepine, felbamate, phenytoin, quinine, and phenylbutazone. Many drugs are associated with aplasia mainly according to case reports, but at a very low probability. As an example, chloramphenicol treatment is followed by aplasia in less than one in 40,000 treatment courses, and carbamazepine aplasia is even rarer.

ANEMIA



               Anemia or anaemia ( also spelled anæmia) is usually defined as a decrease in the amount of red blood cells (RBCs) or hemoglobin in the blood. It can also be defined as a lowered ability of the blood to carry oxygen. When anemia comes on slowly the symptoms are often vague and may include: feeling tired, weakness, shortness of breath or a poor ability to exercise. Anemia that comes on quickly often has greater symptoms which may include: confusion, feeling like one is going to pass out, and increased thirst. There needs to be significant anemia before a person becomes noticeably pale. There may be additional symptoms depending on the underlying cause.
            There are three main types of anemia, that due to blood loss, that due to decreased red blood cell production, and that due to increased red blood cell breakdown. Causes of blood loss include trauma and gastrointestinal bleeding among others. Causes of decreased production include iron deficiency, a lack of vitamin B12, thalassemia and a number of neoplasms of the bone marrow among others. Causes of increased breakdown include a number of genetic conditions such as sickle cell anemia, infections like malaria and some autoimmune diseases among others. It can also be classified based on the size of red blood cells and amount of hemoglobin in each cell. If the cells are small it is microcytic anemia, if they are large it is macrocytic anemia and if they are normal sized it is normocytic anemia. Diagnosis in men is based on a hemoglobin of less than 130 to 140 g/L (13 to 14 g/dL) while in women it must be less than 120 to 130 g/L (12 to 13 g/dL).Further testing is then required to determine the cause. 

            Certain groups of individuals, such as pregnant women, benefit from the use of iron pills for prevention. Dietary supplementation, without determining the specific cause, is not recommended. The use of blood transfusions is typically based on a persons signs and symptoms. In those without symptoms they are not recommended unless hemoglobin levels are less than 60 to 80 g/L (6 to 8 g/dL).These recommendations may also apply to some people with acute bleeding. Erythropoiesis-stimulating medications are only recommended in those with severe anemia.
            Anemia is the most common disorder of the blood with it affecting about a quarter of people globally. Iron-deficiency anemia affects nearly 1 billion. In 2013 anemia due to iron deficiency resulted in about 183,000 deaths – down from 213,000 deaths in 1990. It is more common in females than males among children, during pregnancy and in the elderly. Anemia increases costs of medical care and lowers a person's productivity through a decreased ability to work. The name is derived from Ancient Greek: ἀναιμία anaimia, meaning "lack of blood", from ἀν- an-, "not" + αἷμα haima, "blood".